Sebelum membahas isim
ghoiru munshorif akan lebih baik
mengetahui tiga pembagian isim ditinjau dari kemunshorifanya
,yaitu:[1]
1. متمكّن
امكن
Yaitu setiap isim
yang tidak memiliki keserupaan dengan kalimah huruf dan tidak memiliki
keserupaan dengan kalimah fiil. Isim tersebut dihukumi mu’rob jika tidak ada
pencegah tanwin seperti ال dan
idhofah. Seperti contoh زيدٌyang
menjadi nama seorang laki-laki.
2. غيرمتمكّن
غير امكن
Yaitu setiap isim
yang memiliki keserupaan dengan kalimah huruf didalam wadh’i ,makna, niyabah
dan iftiqor.[2] isim
tersebut dihukumi mabni seperti contoh ta’nya lafadz ضربتُ .
3. متمكّن
غير امكن
Yaitu setiap isim
yang memiliki keserupan dengan kalimah fiil dari segi sama-sama
menempat-nempati dua ilat, ilat yang kembali pada lafadz dan yang yang kembali
pada makna. Isim tersebut tercegah dari tanwin, oleh ulama nahwu isim tersebut
dinamakan isim ghoiru munshorif.
Hukum asli kalimah
yang tercegah dari tawin adalah kalimah fiil, karena fiil memiliki dua ilat
far’iyah, yang satu kembali pada lafadz dan yang satunya lagi kembali pada
makna. Yang kembali kepada lafadz karena fiil itu mustaq dari masdar, sedang
lafadz yang mustaq (lafadz yang dicetak) itu cabang dari mustaq minhu(lafadz
yang mencetak). Sedang ilat yang kembali kepada makna dikarenakan fiil itu
membutuhkan pada fail, sedang butuh kepada lafadz lain itu cabang dari tidak
membutuhkan. Karena memiliki dua ilat far’iyah itulah fiil tercegah dari tanwin
dan jar yang tanda asalnya kasroh. Kemudian jika ada kalimat isim memiliki dua
ilat far’iyah atau satu ilat far’iyah yang menempati dua ilat, maka kalimat
isim tersebut serupa dengan fiil sehingga tercegah dari tanwin dan jer dan isim
tersebut dinamakan isim ghoiru munshorif.
A. Pengertian Isim Ghoiru Munshorif
Isim ghoiru munshorif
secara bahasa berarti isim yang tidak bisa menima tanwin shorfi. Menurut ulama
nahwu tanwin shorfi adalah tanwin tamkin. Menurut syarah ibnu aqil tanwin
tamkin adalah tanwin yang bertemu dengan isim mu’rob yang munshorif yang
berfaedah menunjukan ringanya isim (karena isim hanya menunjukan pada makna
tanpa disertai zaman) dan berfaedah menunjukan kalimah isim tersebut menetapi
pada keisimanya (karena tidak serupa dengan kalimah huruf yang dimabnikann
tidak serupa dengan fiil yang dicegah dari tanwin).
Secara istilah isim
ghoiru munshorif adalah:
Isim ghoiru munshorif
adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat yang menempati dua ilat .
karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan dengan kalimah fiil dari segi
sama-sama memiliki dua ilat far’iyah , yang satu kembali pada lafadz dan yang
lain kembali pada makna.
B. Ilat Far’iyah
Ilat far’iyah yang
bisa menyebabkan tercegah dari tanwin(shorfi) ada 9,yaitu: wazan fiil, udul,
ta’nis, tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot muntahal jumu’,
alamiyah dan washfiyah. Oleh Bahauddin bin nuhas dikumpulkan dalam sebuah
syair:[4]
اجمع وزن عدلا أنث
بمعرفة ≡≡ ركب وزد عجمة فالصف قد كمللا
العلل امّا تمنع من الصرف بنفسها
وهي[5]
دلالة
الجمع راجعة الى المعنى فرع عن دلالة الافراد
|
لقيامها
مقام العلتين وهما
|
صيغة
منتهى الجموع
|
كون
الجمع لا نظير له في الاحادى. راجعة الى الفظ فرع عن كون الجمع له نظير
|
||
دلالة
التأنيث راجعة الى المعنى فرع عن دلالة التذكير
|
لقيامها
مقام العلتين وهما
|
التأنيث
بالالف
|
لزوم
التأنيث راجعة الى الفظ فرع عن عروض التأنيث
|
1)
WAZAN
FIIL
Wazan fiil adalah
setiap kalimah isim yang mengikuti wazan yang khusus fiil . seperti فَعَّلَ atau فُعِلَ atau انفعل dan sesamanya dari setiap
lafadz yang dimulai dengan hamzah wasol atau setiap lafadz yang awalnya
terdapat huruf tambahan (ziyadah) seperti ziyadah fiil أَفْعُلُ , نَفْعُلُ[6] تَفْعُلُ , يَفْعُلُ ,
Contoh wazan fiil bersama alamiah
· أَحْمَدُ nama
orang
· يَزِيْدُ nama
orang
· تَغْلِبَ nama
suatu qabilah
· نَرْحَسُ nama
tumbuhan
· سَمَّرَ nama
kudanya hajjaj bin yusuf
Lafadz-lafadz
diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) karena memiliki dua ilat far’iyah,
yang kembali pada lafadz berupa wazan fiil, wazan fiil itu cabang dari wazan
isim, karena fiil dicetak dari isim masdar, sedang ilat yang kembali pada makna
berupa alamiah(dijadikan nama) , sedang alamiah yang dilalahnya ma’rifat itu
cabang dari nakiroh yang dilalahnya umum, sesuatu itu pada asalnya tidak maklum
kemudian dijadikan maklum.[7]
Contoh wazan fiil bersama washfiah
· اَصْفَرُ yang
muannastnya صفراء
· اَحْمَرُ yang
muannastnya حمراء
Lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali
pada lafadz berupa wazan fiil, yang kembali pada makna berupa wasfiah, sedang
sifat itu cabang dari perkara yang disifati (mushuf).
2)
UDUL
قوله
ومنع عدل) وهو خروج الاسم عن صيغته الاصلية)
1)
Udul Haqiqi
Yaitu isim yang mengikuti wazan فُعاَلُ dan مَفْعَلُ, yang digunakan untuk hitungan satu sampai dengan sepuluh . dua
wazan tersebut digunakan untuk memindah dari lafadz-lafadz hitungan (adad) yang
asli yang diulangi .
2)
Udul Taqdiri
Yaitu nama yang mengikuti wazan فْعَلُ ,yang merupakan pindahan dariفَاعِل dalam taqdirnya.
Contoh udul bersama alamiah
1) زُحَلُ perpindahan dari زاحل
2) زُفَرُ perpindahan dari زافر
3) عُمَرُ perpindahan dari عامر
Contoh udul bersama wasfiah
1) أُحَادُ,
مَوْحَدُ perpindahan
dari واحدوحد
2) ثُنَاءُ , مَثْنَى perpindahan dari اثنين اثنين
3) ثُلَاثُ , مَثْلَثُ perpindahan dari ثلاثة ثلاثة
Lafadz-lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang
kembali pada lafadz berupa udul, udul itu cabang dari laadz yang dipindahi
(ma’dul anhu), sedang yang kembali pada ma’na berupa alamiah, yang dilalahnya
ma’lum, cabang dari tidak ma’lum, atau berupa sifat cabang dari maushuf.
3)
TAKNIS
Taknis terbagi
menjadi 3, yaitu :
a) Taknis Menggunakan
ta’
Taknis yang menggunakan ta’ tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif)
secara mutlak, baik untuk isim alam mudzakar ataupun muannast yang hurufnya
lebih dari 3 huruf ataupun kurang.[9]
Contoh ta’nis menggunakan ta’ bersama alamiah
1) فَاطِمة
3) ثبة
4) قلة
b) Taknis maknawi
Taknis maknawi termasuk isim ghoiru munshorif jika hurufnya
lebih dari tiga, atau tiga huruf yang tengah berharokat(bukan sukun)
seperti سَقَرُ
Jika tiga huruf dan yang tengah mati(sukun) , maka terdapat
dua pendapat , yaituMunshorif dan ghoiru munshorif. Contoh : هِنْدٌ , دَعْدٌ
Jika dua huruf, menurut qoul arjah ghoiru munshorif .
contoh: يَدُ
c) Taknis menggunakan
alif
Syekh Muhamad bin abdullah bin malik mengatakan dalam
alfiahnya, bahwa alif taknis yang menempati dua ilat tercegah dari tanwin
(ghoiru munshorif) secara mutlak, baik alif mamdudah ataupun alif taknis
maqsuroh dan bagaimanapun keadaanya, baik nakiroh, ma’rifat(alam), mufrod
ataupun jamak.
Contoh alif taknis mamdudah : صَحْرَاء , حَمْرَاء , أشْياء , زَكَرِيا
Contoh
alif taknis maqsuroh : حُبْلى , مَرْضَى, ذِكْرَى
Semua lafadz tersebut diatas tercegah dari tanwin(ghoiru
munshorif), karena memiliki dua ilat far’iyah, ilat yang kembali pada lafadz
taknis , sedang taknis (perempuan) itu cabangan dari tazkir (laki-laki), karena
setiap lafadz dicetak
untuk haqiqotnya , sedang haqiqotnya lafadz itu untuk laki-laki jika tidak ada
huruf tambahan dan bisa menunjukan perempuan jika diberi tambahan alamat
taknis, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiah yang dilalahnya
maklum merupakan cabang dari tidak maklum.
4) TARKIB MAZJI
Tarkib mazji adalah gabungan dari dua nama yang yang
membentuk suatu kesatuan nama, yang bukan tarkib idhofi, tarkib isnadi, dan
tarkib isnadi. Tarkib mazji yang ghoiru munsorif adalah yang diakhiri selain
lafadh waih . adapun yang di akhiri dengan waih maka mabnikasr .[10]
Seperti contohبعلبك ,معدكرب, بعلبك lafadh ini ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat
far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa tarkib . sedang tarkib itu cabang
dari mufrod, ilat yang kembali kepada makna berupa alamiyah yang dilalahnya
maklum, cabang dari tidak maklum.
5)
ZIYADAH
ALIF DAN NUN
Yaitu tambahan alif dan nun bersamaan dengan alamiyah atau
wasfiyah dengan syarat jika dimuanastkan tidak diberi tambahan ta’ .
Contoh :
Alamiah : عمران , عثمان
Wasfiyah : سكرانyang muannastnya سكرى
: عطشانyang muannasnya عطشى
Lafadh-lafadh
tersebut tercegah dari tanwin karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali
pada lafadh berupa ziyadah(tambahan), cabang dari mazid alaih, sedang ilat yang
kembali pada makna berupa alamiah atau wasfiah.
6) AJAMIYAH
Yaitu kalimah yang dicetak ‘ajam(bukan Arab).
Kalimah ajam bisa tercegah dari menerima tanwin dengan dua
syarat :[11]
ü Merupakan
alam(nama) dalam bahsa ajamnya
ü Lebih
dari 3 huruf
Contoh ابراهيم , اسحاق, اسماعيل يعقوب,
Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana
yang disyairkan sebagian ulama’:[12]
هود شعيب صالح محمّد ≡أوضاعها في العجم ليست توجد
رضوان مالك نكير منكر≡ أمثالها في حكم ما قد ذكروا
Tetapi nama Ridwan tercegah dari tanwin karena mempunyai ilat
alamiah dan ziyadah alif nun.
Jika terdiri dari 3 huruf maka bisa ditanwin, seperti نوح , لوط .
Lafadh-lafadh tersebut termasuk isim ghoiru munshorif karena
memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa ajamiyah, sedang
ajamiyah itu cabang dari arabiyah, karena hak-hak tiap bahasa itu tidak
dicampuri bahasa lain, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiyah.[13]
7)
SHIGHOT
MUNTAHAL JUMU’
Yaitu : setiap isim yang setelah alif taksir terdapat dua
huruf atau tiga huruf yang tengah mati, baik awalnya berupa mim ataupun tidak.[14]
Shighot tersebut dinamakan shighot muntahal jumu karena
tidak mungkin dijamakan taksir lagi. Ada Qoyyid dengan taksir karena
memungkinkan untuk dijamakan secara salim, baik mudzakar salim ataupun muannast
salim, seperti contoh صواحب yang boleh dijamakan dengan. صواحبات[15]
Contohمساجد , صوامع , مصابح , قنادل ,
Shighot muntahal jumu tercegah dari tanwin karena memiliki
satu ilat yang menempati dua ilat, yang kembali pada makna berupa jama, cabang
dari makna mufrod, sedang yang kembali kepada lafadh karena didalam
bentunya الجمع اقصىcabang
dari shighot mufrod .
8) ‘ALAMIYAH
Yang dimaksud adalah lafadh yang dijadikan nama, karena
dilalahnya maklum, cabang dari tidak maklum, karena perkara itu pada asalnya
dicetak tidak tertentu kemudian ditentukan, alamiyah bisa tercegah dari tanwin
jika bersamaan dengan ilat yang kembali kepada lafadh yaitu: wazan fiil, udul,
ziyadah alif nun, ajamiyah, tarkib mazji, dan taknis .
9) WASFIAH
Wasfiah atau sifat merupakan ilat far’iyah yang kembali
makna, karena sifat itu cabang dari maushuf (perkara yang dishifati). alamiyah
bisa tercegah dari tanwin jika bersamaan dengan ilat yang kembali kepada lafadh
yaitu: wazan fiil, udul, ziyadah dan alif nun. Sifat jika bersamaan dengan
ziadah alif nun disyaratkan harus mengikuti wazan فعلانyang
muannastnya فعلى dan
jika bersamaan dengan wazan fiil disyaratkan mengikuti wazanافعل yang muannastnya tidak menggunakan ta’ .
KESIMPULAN
Isim ghoiru munshorif
adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat yang menempati dua ilat .
karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan dengan kalimah fiil dari segi
sama-sama memiliki dua ilat far’iyah , yang satu kembali pada lafadz dan yang
lain kembali pada makna.
Ilat far’iyah yang
bisa menyebabkan tercegah dari tanwin(shorfi) ada 9,yaitu: wazan fiil, udul,
ta’nis, tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot muntahal jumu’,
alamiyah dan washfiyah. Oleh Bahauddin bin nuhas dikumpulkan dalam sebuah
syair:
اجمع وزن عدلا أنث
بمعرفة ≡≡ ركب وزد عجمة فالصف قد كملل
ا
NB Pent:
v Ciri-ciri Isim Ghoiru Munshorif ialah tidak bertanwin,
tidak bersamaan dengan alif dan lam (ال) dan tidak di mudlofkan, baik ia
terdiri dari isim mufrod seperti lafadz:
فاطمة. عثمان. سلمى. اُحاد. احمد.
ابراهيم. حمراء.احمر.
Atau terdiri dari jamak taksir, seprti: مساجد. دراهم.
مصابيح
v Lafadz-lafadz dari isim ghoiru munshorif telah tersebut
sebelumnya jika di masuki alif dan lam (ال) atau di mudlofkan pada lafadz lain
maka tanda jarnya menggunakan kasroh bukan dengan fathah, dan di hukumi
munshorif, seperti contoh:
صلّى المسلمون فِى الْمَسْاجِدِ
صلّى المسلمون فى مساجِدِ هِمْ
OALAH MBOH WIS ,, RUWET , MBRIWET , NJLIMET MARAI MUMET !
ReplyDeleteApabila di depannya tanpa huruf fii bisa tdk langsung harokat kasroh
ReplyDeletemisal masaajidi him kibaarun
kalau tdk ada fii berarti rofa'
Deletemasajiduhum kibaarun.
Yang masih buat saya bingung maksud ilat disini gimana ya pak Ustadz, penjelasan 2 illat dan 1 illat menempati 2 illat.?
ReplyDeleteTolong diperjelas lagi ustadz
Kenapa isim yg sudah dimasuki al itu tidak ghoiru munshorif lagi
ReplyDeleteKenapa taknis tidak menggunakan yak
ReplyDeleteIsim ghairu munshorif di bagi mnjdi brp? Ya kak
ReplyDelete