Wednesday 7 October 2015

Faktor Nature dan Nurture Pada perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai konsep perkembangan pasti halnya berkenaan dengan fase tumbuh kembang seorang individu. Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan,meskipun keduanya tidak berdiri sendiri.pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik,tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar,mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif  yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat.
Konsep perkembangan yang dimulai dari fase pertumbuhan, kematangan, belajar, dan latihan.Perkembangan seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu merangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubungan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
Meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengaruh faktor nature pada perkembangan?
2.      Apa pengaruh faktor nurture pada perkembangan?
3.      Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan aspek-aspek psikofisik individu serta implikasinya dalam pendidikan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.      Mengetahui dan  memahami apa pengaruh faktor nature pada perkembangan?
2.      Mengetahui dan  memahami apa pengaruh faktor nurture pada perkembangan?
3.      Memahami Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam  perkembangan dan implikasinya dengan dalam pendidikan?



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Nature dan Nurture
1.    Pengertian Nature
Istilah “nature” (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai faktor-faktor alamiah, yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis, hereditas. Dengan mengambil istilah ini, maka perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, karakteristik maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Sifat-sifat yang diturunkan bukan hanya bersifat fisiologis (berat badan, tinggi badan, warna kulit, rambut, jenis penyakit; penyakit jantung, kanker), akan tetapi juga karakteristik psikologis (tipe kepribadian, kecerdasan, bakat, kreatifitas). Misalnya bila orang tua memiliki tinggi badan yang tinggi, maka anaknya pun memiliki tubuh yang tinggi pula. Sebaliknya jika orang tua pendek, maka anaknya pada umumnya juga pendek.
Hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis karakterisrik individu dari pihak orang tuanya. Faktor hereditas atau sering disebut faktor pembawaan atau endogen atau genetik adalah faktor atau sifat yang dibawa oleh gen yang berasal dari kedua orang tua individu sejak terjadinya konsepsi melalui proses genetik. Proses genetis individu berawal dari pertemuan 23 kromoson pihak aya dan 23 kromoson pihak ibu. Masing-masing kromoson berisi gen-gen yang membawa karekteristik individu. Faktor-faktor hereditas ini meliputi sifat-sifat kejasmanian, temperamen, dan juga bakat (aptitude).
2.    Pengertian Nurture
Konsep “nurture” (pemeliharaan, pengasuhan) merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal, seperti pola asuh, pendidikan, sosial-budaya, media masa, status sosial-ekonomi, agama dan sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggungjawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut.
Konsep ini dikemukakan oleh John Locke, seorang filsuf berkebangsaan Inggris yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, ibaratnya seperti papan putih yang masih bersih. Karena itulah, ia percaya bahwa baik-buruknya perkembangan hidup manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh faktor lingkungannya.
Lingkungan adalah segala mereriil dan stimuli yang ada didalam dan diluar diri individu. Faktor lingkungan atau disebut juga faktor eksogen adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Lingkungan mencakup lingkungan fisiologis, lingkungan psikologis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan sosiologis adalah segala kondisi dan materil yang ada didalam dan diluar tubuh. Lingkungan psikologis adalah segala stimulasi yang diterima individu sejak masa dalam kandungan hingga meninggal. Lingkungan sosiokultural adalah segala stimulasi interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain.
B.       Pengaruh Faktor Nature Pada Perkembangan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya. Faktor ini merefleksikan sebuah aliaran yang disebut dengan aliran ‘Nativisme’. Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor lingkungan sendiri dinilai kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran Nativisme memiliki pandangan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia kan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, maka ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Faktor nature atau genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah:
o    Kualitas sistem syaraf
o    Keseimbangan biokimia tubuh
o    Struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
o    Sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen,
o    Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kondusif), dan
o    Mempengaruhi keunikan kepribadian

C.      Pengaruh Faktor Nurture Pada Perkembangan
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran ‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh alran ini adalah John Locke.
Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan suhu yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu bantu seseorang untuk menarik rumput liar di sekitarnya dan menambahkan pupuk. Anak-anak juga perlu dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka. Lingkungan adalah keseluruhan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.
Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan media massa. 


a.        Lingkungan Keluarga
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia.
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak, (c) orang tua dan anggota keluarga lainnya“Significant People” bagi perkembangan kepribadian anak, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Menurut Hammer dan Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:
1. Pada masa bayi berperan sebagi perawat (caregiver)
2. Pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector)
3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)                            
4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)
5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)

b.        Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam secara berpikir, bersikap, maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.  
c.         Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
            Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntut si anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.
Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilaku positif atau berakhlak mulia. Sementara yang
negatif apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau berakhlak buruk.
Terkait dengan pengaruh negatif dari kelompok sebaya terhadap anak, Healy dan Browner menemukan bahwa 67% dari 3.000 anak nakal di Chicago ternyata karena mendapat pengaruh dari teman sebayanya (M. ARIFIN, 1978:131). 

d.        Masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak . Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.
Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anakpun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial. Kondisi masyarakat yang kumuh dan serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa.

e.         Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya. Media.Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:
Ø  Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.
Ø  Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.
Ø  Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.

D.      Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan Aspek-Aspek Psikofisik Individu serta Implikasinya dalam Pendidikan
Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nurture adalah penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. jadi anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi,faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Ini sesuai dengan aliran ‘Konvergensi’ yang di bawakan oleh William Stem (1871-1939).
Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
Menurut aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat/pembawaan dan lingkungan atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern.
Pada umumnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh itu.
Dengan demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat berkembang secara optimal dan benih-benih yang jelek ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat berkembang

KESIMPULAN
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, misalnya warisan yang dibawa sejak lahir, lingkungan, kematangan fungsi organis dan psikis yang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam, serta aktivitas manusia sebagai subjek yang berkemauan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor  yang dapat mempengaruhi perkembangan terutama pada lingkungan keluarga karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak.

DAFTAR PUSTAKA
Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT  Rosdakarya.

http://www.tuanguru.com/2012/01/teori-nativisme-empirisme-konvergensi.html

No comments:

Post a Comment